Rabu, 28 Desember 2011

METODE,STRATEGI,DAN TEKHNIK PEMBELAJARAN

Metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Terdapat beberapa metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengimplementasikan strategi pembelajaran, diantaranya: (1) ceramah; (2) demonstrasi; (3) diskusi; (4) simulasi; (5) laboratorium; (6) pengalaman lapangan; (7) brainstorming; (8) debat, (9) simposium, dan sebagainya.
Menurut Nana Sudjana (2005: 76) metode pembelajaran adalah, “Metode pembelajaran ialah cara yang dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya pengajaran”. Sedangkan M. Sobri Sutikno (2009: 88) menyatakan, “Metode pembelajaran adalah cara-cara menyajikan materi pelajaran yang dilakukan oleh pendidik agar terjadi proses pembelajaran pada diri siswa dalam upaya untuk mencapai tujuan”.

Berdasarkan definisi / pengertian metode pembelajaran yang dikemukakan tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran merupakan suatu cara atau strategi yang dilakukan oleh seorang guru agar terjadi proses belajar pada diri siswa untuk mencapai tujuan.


Strategi pembelajaran merupakan 
rencana tindakan (rangkaian kegiatan) termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya atau kekuatan dalam pembelajaran yang disusun untuk mencapai tujuan tertenu. Dalam hal ini adalah tujuan pembelajaran. 
Strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien.
Kemp (1995). Dilain pihak Dick & Carey (1985) menyatakan 
bahwa strategi pembelajaran adalah suatu set materi dan prosedur pembelajaran yang digunakan secara bersama-sama untuk menimbulkan hasil belajar pada siswa. 
Strategi pembelajaran merupakan hal yang perlu di perhatikan oleh seorang instruktur, guru, widyaiswara dalam proses pembelajaran.
Paling tidak 
ada 3 jenis strategi yang berkaitan dengan pembelajaran, yakni: (a) strategi 
pengorganisasian pembelajaran, (b) strategi penyampaian pembelajaran, dan 
(c) strategi pengelolaan pembelajaran.

teknik pembelajaran dapat diatikan sebagai cara yang dilakukan seseorang dalam mengimplementasikan suatu metode secara spesifik. Misalkan, penggunaan metode ceramah pada kelas dengan jumlah siswa yang relatif banyak membutuhkan teknik tersendiri, yang tentunya secara teknis akan berbeda dengan penggunaan metode ceramah pada kelas yang jumlah siswanya terbatas. Demikian pula, dengan penggunaan metode diskusi, perlu digunakan teknik yang berbeda pada kelas yang siswanya tergolong aktif dengan kelas yang siswanya tergolong pasif. Dalam hal ini, guru pun dapat berganti-ganti teknik meskipun dalam koridor metode yang sama.

Mngapa kterampilan proses diperlukan?

1.    Pengertian Pendekatan Ketrampilan Proses Keterampilan proses merupakan kemampuan siswa untuk mengelola (memperoleh) yang didapa dalam kegiatan belajar mengajar (KBM) yang memberikan kesempatan seluas-luasnya pada siswa untuk mengamati, menggolongkan, menafsirkan, meramalkan, menerapkan, merencanakan penelitian, mengkomunikasikan hasil perolehan tersebut” (Azhar, 1993: 7) Sedangkan “menurut Conny (1990 : 23) pendekatan keterampilan proses adalah pengembangan sistem belajar yang mengefektifkan siswa (CBSA) dengan cara mengembangkan keterampilan memproses perolehan pengetahuan sehingga peserta didik akan menemukan, mengembangkan sendiri fakta dan konsep serta menumbuhkan sikap dan nilai yang dituntut dalam tujuan pembelajaran khusus”. Berdasarkan uraiaan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa pendekatan keterampilan proses adalah pendekatan belajar mengajar yang mengarah pada pengembangan kemampuan dasar berupa mental fisik, dan sosial untuk menemukan fakta dan konsep  maupun pengembangan sikap dan nilai melalui proses belajar mengajar yang telah mengaktifkan siswa (CBSA) sehingga mampu menumbuhkan sejumlah keterampilan tertentu pada diri peserta didik. Dimiyati (2002: 138) mengatakan bahwa pendekatan keterampilan proses dimaksudkan untuk mengembangkan kemampuan yang dimiliki oleh siswa adalah : Pendekatan keterampilan proses memberikan kepada pengertian yang tepat tentang hakekat ilmu pengetahuan siswa dapat mengalami rangsangan ilmu pengetahuan dan dapat lebih baik mengerti fakta dan konsep ilmu pengetahuan Mengajar dengan keterampilan proses berarti memberi kesempatan kepada siswa bekerja dengan ilmu pengetahuan tidak sekedar menceritakan atau mendengarkan cerita tentang ilmu pengetahuan. Menggunakan keterampilan proses untuk mengajar ilmu pengetahuan membuat siswa belajar proses dan produk ilmu pengetahuan sekaligus.

Dari pembahasan tentang pengertian keterampilan proses (PKP) dapat diartikan bahwa pendekatan keterampilan proses dalam penerapannya secara langsung memberikan kesempatan siswa untuk secara nyata bertindak sebagai seorang ilmuan karena penerapan pendekatan keterampilan proses menekankan dalam memperoleh ilmu pengetahuan siswa hendaknya menanamkan sikap dan nilai sebagai seorang ilmuan. 

Menurut Dimiyati, mengatakan bahwa pendekatan keterampilan proses (PKP) perlu diterapkan dalam kegiatan belajar mengajar berdasarkan alasan-alasan sebagai berikut: Percepatan perubahan ilmu pengetahuan dan teknologi Pengalaman intelektual emosional dan fisik dibutuhkan agar didapatkan agar hasil belajar yang optimal Penerapan sikap dan nilai sebagai pengabdi pencarian abadi kebenaran ini. (Dimiyati, 2002: 137) Pembinaan dan pengembangan kreatifitas berarti mengaktifkan murid dalam kegiatan belajarnya. Untuk itu cara belajar siswa aktif (CBSA) yang mengembangkan keterampilan proses yang dimaksud dengan keterampilan di sini adalah kemampuan fisik dan mental yang mendasar  sebagai penggerak kemampuan-kemampuan lain dalam individu. Sedangkan Conny (1990 : 14). mengatakan bahwa ada beberapa alasan yang melandasi perlu diterapkan pendekatan keterampila proses (PKP) dalam kegiatan belajar mengajar yaitu: Perkembangan ilmu pengetahuan berlangsung semakin cepat sehingga tak mungkin lagi para guru mengajarkan semua fakta dan konsep kepada siswa. Para ahli psikologi umumnya berpendapat bahwa anak-anak muda memahami konsep-konsep yang rumit dan abstrak jika disertai dengan contoh-contoh kongkrit. Penemuan ilmu pengetahuan tidak bersifat relatif benar seratus persen penemuannya bersifat relatif  Dalam proses belajar mengajar pengembangan konsep tidak dilepaskand ari pengembangan sikap dan nilai dalam diri anak didik.



Dalam kaitannya dengan pembelajaran ipa khususnya untuk sd keterampilan proses merupakan pendekatan yang ditempuh para ilmuwan dalam usaha bersama memecahkan suatu misteri didalam alam. Ada beberapa aspek dalam keterampilan proses ipa yaitu:
1.      Pengamatan
2.      Pengklasifikasian
3.      Pengukuran
4.      Pengindentifikasian dan pengendalian variabel
5.      Perumusan hipotesa
6.      Perancangan eksperimen
7.      Penyimpulan hasil eksperimen
8.      Pengkomunikasian hasil eksperimen
Seorang pengajar harus dapat mengerti pandangan tentang ipa dan pemahaman tentang anak-anak.ada beberapa pendekatan dalam pembelajaran ipa
              ·            Pendekatan faktual
Menekankan penemuan fakta-fakta dalam ipa.
metode yang paling efesien untuk pembelajaran dengan pendekatan ini adalah membaca, mengulang, mendemontrasikan, melatih dan mentes.
Pendekatan faktual tidak mengambarkan ipa yang sesungguhnya sebab tidak menampilkan proses bagaimana didapatkannya fakta-fakta tersebut.
              ·            Pendekatan konsep                                                                                                       Konsep adalah suatu ide yang menghubungkan beberapa fakta.Dengan pencapaiannya konsep biasanya memerlukan benda-benda konkret untuk diotak-atik, ekplorasi fakta-fakta dan mengotak-otak ide-ide secara mental.
              ·            Pendekatan konseptual
Dalam pendekatan ini di perlukan pemahaman dari sekeradar menghapal.
Konseptual lebih menunjukkan gambaran yang lebih tepat tentang ipa.
              ·            Pendekatan keterampilan ipa
Pendekatan ini lebih menekankan  proses ipa bagaimana pembelajaran itu berlangsung sampai kepada murid untuk melakukan aspek-aspek dalam keterampilan ipa.
Pendekatan keterampilan-keterampilan proses ipa memberikan kepada murid-murid untuk melakukan dan menemukan sendiri.keterampilan  yang dilatih dapat ditransfer untuk tugas-tugas lain yang ada kaitannya dengan keterampilan tersebut,mengunakan pendekatan keterampilan proses ipa anak akan mempelajari proses dan produk ipa.
Penjelasan tentang aspek-aspek dalam keterampilan proses:
1.      Pengamatan
Pengamatan ilmiah adalah proses pengumpulan informasi dengan mempergunakan semua indera atau memakai alat untuk membantu indera menjadi maksimal.
↔   Menurut esler (1984)
Adalah keterampilan yang dikembangkan dengan mengunakan semua indera yang kita miliki untuk mengidentifikasikan dan memberikan nama sifat sifat dari objek-objek atau kejadian-kejadian.
↔   Menurut abruscato
Yang mengatakan bahwa pengamatan artinya mengunakan segenap panca indera untuk memperoleh informasi atau data mengenai benda atau kejadian.
             Dalam melakukan pengamatan ilmiah ada beberapa komponen
a.      Rencana
b.      Indera
c.       Pernyataan
d.      Pengukuran
e.      Persamaan dan perbedaan
f.        Perubahan
g.      Komunikasi

2.      Pengaklasifikasian
Definisi dari mengklasifikasian adalah mengatur/menyusun atau mendistribusikan obyek-obyek, kejadian-kejadian,atau informasi kedalam golongan atau kelas dengan mempergunakan cara tertentu atau sistem tertentu.

↔   Menurut esler
Keterampilan yang dikembangkan melalui latihan-latihan mengkatagorikan benda-benda berdasarkan pada (set yang ditetapkan sebelumnya dari) sifat-sifat benda tersebut.
↔   Menurut abuscato
Merupakan proses yang digunakan para ilmuan untuk menentukan golongan benda-benda atau kegiatan-kegiatan.
Keberhasilan dalam ketrampilan mengklasifikasi adalah mengingat dua atau lebih                                                                                                                                                                                                                   hal pada satu saat.

3.      Pengukuran
Defenisi membuat pengukuran adalah membuat observasi kuantitatif dengan jalan membandingkan suatu standar konvensional atau non konvensioal.
↔   Menurut carlin
Mengukur adalah observasi kuantitatif dengan membandingkannya terhadap standar yang konvensional atau standar non konvensional.
↔   Menurut (nasution, 2007: 1,20)
Dalam mengukur memerlukan kemampuan untuk menggunakan alat ukur secara benar dan kemampuan untuk menerapkan cara perhitungan dengan menggunakan alat-alat ukur.
Dalam proses mengukur lebih menekankan pada pertimbangkan dan pemilihan            instrumen (alat) ukur yang tepat untuk digunakan dsn menentukan perkiraan suatu objek tertentu sebelum melakukan pengukuran dengan suatu alat ukur untuk mendapatkan ukuran yang tepat.

4.      Identifikasi dan pengendalian variabel.
Identifikasian variabel adalah menandai karetristik objek atau faktor dalam kejadian/peristiwa yang tetap dan yang berubah didalam kondisi yang berbeda-beda.
Mengendalikan atau memanipulasi variabel adalah salah satu komponen penting didalam melakukan kegiatan ilmiah misalnya peneitian atau percobaaan.
Ada 3 macam variabel dalam penilitian atau prcobaan:
·         Variabel bebas
·         Variabel tergantung atau variabel terikat
·         Variabel terkontrol


5.      Perumusan hipotesis
Suatu hipotesa adalah dugaan tentang hubungan alasan yang mungkin ditemukan didalam percobaan/penilitian.
Pernyataan yang merupakan dugaan sementara adalah hipotesa.hipotesa adalah memberi arahan bagi anak-anak untuk melakukan suatu upaya mendapatkan efek-efek yang dapat diamati sebagai akibat dari sesuatu.


6.      Perancangan eksperimen
Eksperimen adalah suatu proses yang rumit, yang terdiri dari banyak langkah komponen.
Dalam mendapatkan data yang baik eksperimen adalah alat yang penting.


7.      Pengkomunikasian
Disekolah dasar pengkomunikasian adalah mencatat data yang didapat sebagai hasil eksprimen dalam bentuk yang dapat dipahami oleh orang-orang.
↔   Menurut abruscato
Mengkomunikasikan adalah menyampaikan hasil pengamatan yang berhasil dikumpulkan atau menyampaikan  hasil penyelidikan.

Dampak positif pendekatan inovatif dalam strategi pembelajaran

Pendekatan inovatif dalam strategi pembelajaran diperlukan untuk mengaktifkan keterlibatan siswa secara mandiri dalam proses pembelajaran melalui kegiatan pembelajaran yang berorientasi pada proses penemuan (discovery) dan pencarian (inquiry). Kegiatan pembelajaran melalui pendekatan ini memiliki dampak positif sebagaimana yang dikemukakan oleh Jeromme Brunner dalam Hasibuan dan Mujiono (1993), yang mengemukakan bahwa pencarian atau Inquiry mengandung makna (1) dapat membangkitkan potensi intelektual siswa, (2) peserta didik yang semula memperoleh extrinsic reward dalam keberhasilan belajar (mendapat nilai baik), dalam pendekatan inquiry dapat memperoleh intrinsic reward. (3) peserta didik dapat mempelajari heuristic (mengolah pesan atau informasi) dari penemuan, artinya bahwa cara untuk mempelajari tekhnik penemuan ialah dengan jalan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengadakan penelitian sendiri. (4) dapat menyebabkan ingatan bertahan lama sampai terinternalisasi pada diri peserta didik

 Selain beberapa hal di atas motivasi lain yang mendorong penggunaan pendekatan inquiry dalam proses pembelajaran adalah karena proses pembelajaran pada hakikatnya adalah suatu proses yang:
a.   Berpusat pada peserta didik (Student Centered), artinya peserta didiklah yang
    harus memproses pengetahuan dan berperan aktif mencari dan menemukan
    sendiri pengetahuannya.
b.  Dapat membentuk konsep diri positif, karena peserta didik dilatih untuk
    bersifat terbuka, sabar, dan kreatif dalam proses perolehan pengalaman dan
    pengetahuan.
c.   Dapat meningkatkan derajat pengharapan peserta didik, karena melalui
    pengalaman penelitian yang berhasil, ia yakin dan akan terus berpengharapan
    bahwa ia dapat memecahkan masalahnya secara mandiri.
d.  Dapat mencegah terjadinya verbalisme, mengingat pendekatan ini
    menekankan pada penemuan sendiri.
e.   Memungkinkan peserta didik sebagai subjek belajar, yaitu dapat
    mensimulasikan dan mengakomodasikan informal mental seperti tindak
    belajar yang sebenarnya.


 Pemilihan strategi pembelajaran sangatlah penting. Artinya bagaimana guru dapat memilih kegiatan pembelajaran yang paling efektif dan efisien untuk menciptakan pengalaman belajar yang baik, yaitu yang dapat memberikan fasilitas kepada peserta didik mencapai tujuan pembelajaran.

perbedaan evaluasi hasil blajar dengan evaluasi pembelajaran

Evaluasi Hasil Belajar

Evaluasi hasil belajar antara lain mengunakan tes untuk melakukan pengukuran hasil belajar. Tes dapat didefinisikan sebagai seperangkat pertanyaan dan/atau tugas yang direncanakan untuk memperoleh informasi tentang trait, atribut pendidikan, psikologik atau hasil belajar yang setiap butir pertanyaan atau tugas tersebut mempunyai jawaban atau ketentuan yang dianggap benar.
. Penilaian adalah suatu proses untuk mengambil keputusan dengan menggunakan informasi yang diperoleh melalui pengukuran hasil belajar baik yang menggunakan instrumen test maupun non-test. Penilian dimaksudkan untuk memberi nilai tentang kualitas hasil belajar secara klasik tujuan evaluasi hasil belajar adalah untuk membedakan kegagalan dan keberhasilan seorang peserta didik. 
Namun dalam perkembangannya evaluasi dimaksudkan untuk memberikan umpan balik kepada peserta didik maupun kepada pembelajar sebagai pertimbangan untuk melakukan perbaikan serta jaminan terhadap pengguna lulusan sebagai tanggung jawab institusi yang telah meluluskan.

evaluasi pembelajaran adalah  suatu proses atau kegiatan yang sistematis berkelanjutan dan menyeluruh dalam rangka pengendalian,penjaminan dan penetapan kualitas (nilai dan arti ) berbagai komponen pembelajaran berdasarkan pertimbangan dan kriteria tertentu sebagai entuk pertanggung jawaban guru dalam melaksanakan pembelajaran.
 tujuan : untuk mengetahui keefektifan dan efisiensi sistem pembelajaran.

evaluasi pembelajran adalah suatu proses mengumpulkan, menganalisis dan menginterpretasi informasi secaras sistematik untuk menetapkan sejauh mana ketercapaian tujuan pembelajaran.
Untuk memeperoleh informasi yang tepat dalam kegiatan evaluasi dilakukan melalui kegiatan pengukuran. Pengukuran merupakan suatu proses pemberian skor atau angka-angka terhadap suatu keadaan atau gejala berdasarkan atura-aturan tertentu. Dengan demikian terdapat kaitan yang erat antara pengukuran (measurment) dan evaluasi (evaluation) kegiatan pengukuran merupakan dasar dalam kegiatan evaluasi

Selasa, 27 Desember 2011

KRITERIA PEMILIHAN STRATEGI PEMBELAJARAN

KRITERIA PEMILIHAN STRATEGI PEMBELAJARAN

Kriteria pemilihan strategi pembelajaran adalah suatu dasar acuan yang dapat digunakan dalam memilih strategi yang tepat dan dapat digunakan dalam proses pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran yang diinginkan dapat tercapai. Orentasi dari pemilihan strategi pembelajaran haruslah pada tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Selain itu juga harus disesuaikan dengan jenis materi, karakteristik siswa serta situasi dan kondisi lingkungan dimana proses belajar tersebut akan berlangsung. Terdapat beberapa teknik dan metode yang dapat digunakan oleh guru, tetapi tidak semuanya sama efektifnya dapat mencapai tujuan pembelajaran. Mager (1977) menyampaikan beberapa kriteria yang dapat digunakan dalam pemilihan strategi pembelajaran, yaitu sebagai berikut :

1. Berorientasi pada tujuan pembelajaran
Tipe perilaku apa yang diharapkan dapat dicapai oleh peserta didik, misalnya menyusun bagan analisis pemebelajaran. Hal ini berarti metode yang paling dekat dan sesuai yang dikehendaki oleh latihan atau praktek langsung.


Gerlach dan Ely (1990) menyebutkan Tidak ada satu strategi pembelajaran yang dianggap lebih baik dibandingkan dengan strategi pembelajaran yang lain. Baik tidaknya suatu strategi pembelajaran bisa dilihat dari efektif tidaknya strategi tersebut dalam mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan. Dengan demikian, pertimbangan pertama penggunaan strategi pembelajaran adalah berorentasi pada tujuan pembelajaran apa yang harus dicapai.

2. Pilih teknik atau metode pembelajaran sesuai dengan keterampilan yang diharapkan dapat dimiliki saat bekerja nanti (dihubungkan dengan dunia kerja). Misalnya setelah bekerja, peserta didik dituntut untuk pandai memprogram data komputer (programmer). Hal ini berarti metode yang paling mungkin digunakan adalah praktikum dan analisis kasus/pemecahan masalah (problem solving)

3. Gunakan media pembelajaran yang sebanyak mungkin memberikan rangsangan pada indera peserta didik. Artinya, dalam satuan-satuan waktu yang bersamaan peserta didik dapat melakukan aktivitas fisik maupun psikis, misalnya menggunakan OHP. Dalam menjelaskan suatu bagan, lebih baik guru menggunakan OHP dari pada berceramah, karena penggunaan OHP Memungkinkan peserta didik sekaligus dapat melihat dan mendengarkan penjelasan guru.

Selain kriteria diatas, pemilihan strategi pembelajaran dapat dilakukan dengan memperhatikan pertannyaan-pertannyaan dibawah ini:
1. Apakah materi pelajaran paling tepat disampaikan secara klasikal (serentak bersama-sama dalam satu-satuan waktu)?
2. Apakah materi pelajaran sebaiknya dipelajari peserta didik secara individual sesuai dengan kecepatan belajar masing-masing?
3. Apakah pengalaman langsung hanya dapat berhasil diperoleh dengan jalan praktek langsung dalam kelompok dengan guru atau tanpa kehadiran guru?
4. Apakah diperlukan diskusi atau konsultasi secara individual antara guru dan siswa?

Gerlach dan Ely (1990, hal 173) menjelaskan pola umum pemilihan strategi pembelajaran yang didasari pada prinsip efisiensi, efektivftas, dan keterlibatan peserta didik.

1.Efisiensi
yaitu Penggunaan strategi pembelajaran yang tepat dan pemilihan metode yang mendukung tercapainya tujuan yang telah ditetapkan.

Contoh kasus: Seorang guru biologi akan mengajar insekta (serangga). Tujuan pengajarannya berbunyi : Diberikan lima belas jenis gambar binatang, yang belum diberi nama, siswa dapat menunjukkan delapan jenis binatang yang termasuk jenis serangga. Untuk mencapai tujuan tersebut, strategi yang paling efisien ialah menunjukkan gambar jenis-jenis serangga itu dan diberi nama, kemudian siswa diminta memperhatikan ciri-cirinya. Selanjutnya para siswa diminta mempelajari di rumah untuk dihafal cirinya, sehingga waktu diadakan tes mereka dapat menjawab dengan betul. Dengan kata lain mereka dianggap telah mencapai tujuan pengajaran yang telah ditetapkan. Strategi ekspository tersebut memang merupakan strategi yang efisien untuk pencapaian tujuan yang bersifat hafalan. Untuk mencapai tujuan tersebut dengan menggunakan strategi inquiry diberikan dengan suatu konsep, bukan hanya sekedar menghafal.
Strategi ini lebih tepat. Guru dapat menunjukkan berbagai jenis binatang, dengan sketsa atau slide kemudian siswa diminta membedakan manakah yang termasuk serangga; ciri-cirinya, bentuk dan susunan tubuhnya, dan sebagainya. Guru menjawab pertanyaan siswa dengan jawaban pelajari lebih jauh. Mereka dapat mencari data tersebut dari buku-buku di perpustakaan atau melihat kembali gambar (sketsa) yang ditunjukkan guru kemudian mencocokkannya. Dengan menunjuk beberapa gambar, guru memberi pertanyaan tentang beberapa spesies tertentu yang akhirnya siswa dapat membedakan mana yang termasuk serangga dan mana yang bukan serangga. Kegiatan ini sampai pada perolehan konsep tentang serangga. 
Metode terakhir ini memang membawa siswa pada suatu pengertian yang sama dengan yang dicapai melalui ekspository, tetapi pencapaiannya jauh lebih lama. Namun inquiry membawa siswa untuk mempelajari konsep atau prinsip yang berguna untuk mengembangkan kemampuan menyelidiki. Kelak kemampuan ini akan sangat berguna bagi masa depannya.

2.Efektivitas
Pada dasarnya efektivitas ditujukan untuk menjawab pertanyaan seberapa jauh tujuan pembelajaran telah dapat dicapai oleh peserta didik. Perlu diingat bahwa strategi yang paling efisien sekalipun tidak otomatis menjadi strategi yang efektif. Jadi efisiensi akan merupakan pemborosan bila tujuan akhir tidak tercapai. Suatu cara untuk mengukur efektifitas ialah dengan jalan menentukan transferbilitas (kemampuan memindahkan) prinsip-prinsip yang dipelajari. Kalau tujuan dapat dicapai dalam waktu yang lebih singkat dengan suatu strategi tertentu dari pada strategi yang lain, maka strategi itu efisien. Kalau kemampuan mentransfer informasi atau skill yang dipelajari lebih besar dicapai melalui suatu strategi tertentu dibandingkan strategi yang lain, maka strategi tersebut lebih efektif untuk pencapaian tujuan. 

3. Keterlibatan Peserta Didik
Pada dasamya keterlibatan peserta didik dalam proses pembelajaran sangat dipengaruhi oleh tantangan yang dapat membangkitkan motivasinya dalam pembelajaran. Strategi pembelajaran yang besifat inkuiri pada umumnya dapat memberikan rangsangan belajar yang lebih intensif dibandingkan dengan strategi pembelajaran yang hanya bersifat ekspositori.
Berdasarkan prinsip student centered maka peserta didik merupakan pusat dari suatu kegiatan belajar. Dalam masyarakat belajar dikenal istilah CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif) yang diterjemahkan dari’ SAL (Student Active Learning) yang maknanya adalah bahwa proses pembelajaran akan iebih berhasil apabila peserta didik secara aktif melakukan latihan-latihan secara langsung dan relevan dengan tujuan pembelajaran yang sudah ditetapkan (Dick dan Carey, 1978, hal 108). 
Terdapat beberapa hal penting yang berhubungan dengan partisipasi peserta didik, yaitu:
a. Latihan dan praktek seharusnya dilakukan setelah peserta didik diberi informasi tentang suatu pengetahuan, sikap atau keterampiian tertentu. Agar materi tersebut dapat terinternalisasi (relatif mantap dan termantapkan dalam diri mereka), maka kegiatan selanjut nya adalah hendaknya peserta didik diberi kesempatan untuk berlatih dan mempraktekkan pengetahuan, sikap, atau ketrampilan tersebut.
b. Umpan Balik
Segera setelah peserta didik menunjukkan perilaku tertentu sebagai hasil belajarnya, maka , guru memberikan umpan batik (feedback) terhadap hasil belajar tersebut. Melalui umpan balik yang diberikan oleh guru, peserta didik akan segera mengetahui apakah jawaban yang merupakan kegiatan yang telah mereka lakukan itu benar/atau salah, tepat/tidak tepat atau ada sesuatu yang perlu diperbaiki.

Senin, 26 Desember 2011

Beda antara metode,strategi,dan tekhnik pembelajaran serta 7 ketrampilan yang harus dimiliki oleh guru

Metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Terdapat beberapa metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengimplementasikan strategi pembelajaran, diantaranya: (1) ceramah; (2) demonstrasi; (3) diskusi; (4) simulasi; (5) laboratorium; (6) pengalaman lapangan; (7) brainstorming; (8) debat, (9) simposium, dan sebagainya.
Menurut Nana Sudjana (2005: 76) metode pembelajaran adalah, “Metode pembelajaran ialah cara yang dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya pengajaran”. Sedangkan M. Sobri Sutikno (2009: 88) menyatakan, “Metode pembelajaran adalah cara-cara menyajikan materi pelajaran yang dilakukan oleh pendidik agar terjadi proses pembelajaran pada diri siswa dalam upaya untuk mencapai tujuan”.

Berdasarkan definisi / pengertian metode pembelajaran yang dikemukakan tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran merupakan suatu cara atau strategi yang dilakukan oleh seorang guru agar terjadi proses belajar pada diri siswa untuk mencapai tujuan.


Strategi pembelajaran merupakan 
rencana tindakan (rangkaian kegiatan) termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya atau kekuatan dalam pembelajaran yang disusun untuk mencapai tujuan tertenu. Dalam hal ini adalah tujuan pembelajaran. 
Strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien.
Kemp (1995). Dilain pihak Dick & Carey (1985) menyatakan 
bahwa strategi pembelajaran adalah suatu set materi dan prosedur pembelajaran yang digunakan secara bersama-sama untuk menimbulkan hasil belajar pada siswa. 
Strategi pembelajaran merupakan hal yang perlu di perhatikan oleh seorang instruktur, guru, widyaiswara dalam proses pembelajaran.
Paling tidak 
ada 3 jenis strategi yang berkaitan dengan pembelajaran, yakni: (a) strategi 
pengorganisasian pembelajaran, (b) strategi penyampaian pembelajaran, dan 
(c) strategi pengelolaan pembelajaran.

teknik pembelajaran dapat diatikan sebagai cara yang dilakukan seseorang dalam mengimplementasikan suatu metode secara spesifik. Misalkan, penggunaan metode ceramah pada kelas dengan jumlah siswa yang relatif banyak membutuhkan teknik tersendiri, yang tentunya secara teknis akan berbeda dengan penggunaan metode ceramah pada kelas yang jumlah siswanya terbatas. Demikian pula, dengan penggunaan metode diskusi, perlu digunakan teknik yang berbeda pada kelas yang siswanya tergolong aktif dengan kelas yang siswanya tergolong pasif. Dalam hal ini, guru pun dapat berganti-ganti teknik meskipun dalam koridor metode yang sama.

 Keterampilan yang Harus Dimiliki Guru dalam Mengajar

1. Keterampilan Bertanya.

 Sehingga diharapkan guru dapat menguasai dan melaksanakan keterampilan bertanya pada situasi yang tepat, sebab memberi pertanyaan secara efektif dan efisien akan dapat menimbulkan perubahan tingkah laku baik pada guru maupun dari siswa. Dari guru yang sebelumnya selalu aktif memberi informasi akan berubah menjadi banyak mengundang interaksi siswa, sedangkan dari siswa yang sebelumnya secara pasif mendegarkan keterangan guru akan berubah menjadi banyak berpartisipasi dalam bertanya,menjawab pertanyaan mengemukakan pendapat. Hal ini akan menimbulkan adanya cara belajar siswa aktif yang berkadar tinggi. Untuk lebih memudahkan guru dalam menggunakan keterampilan bertanya hendaknya seorang guru mengetahui kegunaan dari penggunaan keterampilan bertanya.[5]

Adapun kegunaan dari penggunaan keterampilan bertanya adalah

Akan dapat membangkitkan minat dan rasa ingin tahu siswa terhadap pokok bahasa yang akan dibahas.
Dapat memusatkan perhatian siswa terhadap pokok bahasan
Dapat mengembangkan keaktifan dan berfikir siswa
Dapat mendorong siswa untuk dapat menggunakan pandangan-pandangan yang berhubungan dengan masalah yang akan dibahas
Sebagai umpan balik bagi guru untukmengetahui sejauhmana prestasi belajar siswa selama proses belajar mengajar
Dapat mengembangkan kemampuan siswa dalam menemukan, mengorganisir dan memberi informasi yang pernah didapat sebelumnya.

2. Keterampilan Memberi Penguatan

Yang dimaksud dengan keterampilan memberi penguatan adalah respon positif dari guru kepada anak didik yang telah melakukan suatu perbuatan baik. Pemberian penguatan ini dilakukan oleh guru dengan tujuan agar anak lebih giat berpartisiasi dalam interaksi belajar mengajar dan siswa agar mengulangi lagi perbuatan yang baik walaupun pemberian penguatan sangat mudah pelaksanaannya, namun kadang-kadang banyak diantara guru yang tidak melakukan pemberian penguatan kepada muridnya yang melakukan perbuatan baik.

Pemberian penguatan dalam proses belajar mengajar mempunyai beberapa tujuan dan manfaat apabila dapat dilakukan dengan tepat antara lain:

Dapat meningkatkan perhatian dan motivasi siswa terhadap materi
Dapat mendorong siswa untuk berbuat baik dan produktif
Dapat menumbuhkan rasa kepercayaan diri siswa itu sendiri
Dapat meningkatkan cara belajar siswa aktif
Dapat mendorong siswa untukeningkatkan belajarnya secara mandiri.[7]

Walaupun pemberian penguatan sifatnya sederhana dalam pelaksanaannya, namun dapat pula pemberian penguatan yang diberikan kepada siswa justru membuat siswa enggan belajar karena penguatan yang diberikan tidak sesuai dengan tindakan yang dilakukan siswa tersebut, pemberian penguatan yang berlebihan akan berakibat fatal. Untuk itu ada beberapa halyang harus diperhatikan guru dalam pemberian penguatan antara lain:

a. Hangat dan Antusias

Guru dalam memberikan penguatan kepada siswa hendaknya menunjukkan sifat yang baik, menarik dan juga sungguh-sungguh sehingga siswa merasa senang dengan sikap guru diwaktu memberi penguatan. Dalam pemberian penguatan diharapkan guru menunjukkan ekspresi wajah yang menarik, sinar mata yang sejuk, suara yang jelas dan enak didengar.

b. Bermakna

Pemberian penguatan hendaknya disesuaikan dengan tingkat pencapaian keberhasilan siswa dan mempunyai arti bagi siswa yang melakukan perbuatan itu sehingga penguatan dapat diterima siswa dengan senang hati.

c. Hindari Penggunaan Penguatan Negatif

Walaupun pemberian kritik atau hukuman adalah efektif untuk dapat mengubah motivasi,penampilan dan tingkah laku siswa, namun pemberian itu memiliki akibat yang sangat kompleks, dan secara psikologis agak kontraversial,karena itu sebaiknya dihindari banyak akibat yang muncul yang tidak dikehendaki misalnya siswa menjadi frustasi,pemberani, hukuman dianggap sebagai kebanggaan,dan peristiwa akan terulang kembali.

d. Penggunaan Bervariasi

Pemberian penguatan seharusnya diberikan secara bervariasi baik komponennya maupun caranya dan diberikan secara hangat dan antusias. Penggunaan cara dan jenis komponen yang sama misalnya guru selalu menggunakan kata-kata “bagus” akan mengurangi efektivitas pemberian penguatan. Pemberian penguatan juga akan bermanfaat bila arah pemberiannya bervariasi, mula-mula keseluruhan anggota kelas,kemudian kelompok kecil, akhirnya keindividu, atau sebaliknya tidak berurutan.

3. Keterampilan Memberi Variasi

Variasi adalah suatu kegiatan Guru dalam konteks interaksi belajar mengajar yang bertujuan untuk mengatasi kebosana siswa sehingga dalam proses belajar mengajar murid senantiasa menunjukkan ketekunan, antusiasme,serta penuh partisipasi.[8]

Keterampilan variasi yang tepat dalam proses belajar mengajar akan dapat memberi manfaat bagi siswa antara lain:

Dapat menimbulkan dan meningkatkan perhatian siswa terhadap materi yang diberikan kepadanya.
Dapat memberi motivasi kepada siswa untuk memusatkan perhatiannya pada proses belajar mengajar.
Dapat menghindari kebosanan siswa dalam belajar.
Dapat mendorong anak untuk mengadakan diskusi dengan temannya.[9]

Pemberian Variasi dalam proses belajar mengajar dapat diartikan sebagai perubahan pengajaran dari yang satu dengan yang lain disinilah pentingnya seorang Guru menguasai berbagai metode dalam mrngajar sebab dengan menggunakan berbagai metode dalam mengajar akan membangkitkan gairah belajar siswa. Misalnya saja seorang Guru diawal mata pelajaran menggunakan metode ceramah kemudian diselingi dengan metode tanya jawab mau tak mau siswa akan mempunyai keseriusan dalam memperhatikan pelajaran.

Ada tiga aspek dalam keterampilan memberi variasi yang harus dikuasai guru dalam proses belajar mengajar[10] yaitu:

1. Variasi dan Gaya Mengajar

Agar tidak terjadi kebosanan anak dalam belajar maka guru dapat melakukan variasi dalam gaya mengajar yang mana dalama memberi gaya mengajar ini guru dapat melakukan dengan cara variasi suara, penekanan, kontak pandang, gerakan anggota badan dan pindah posisi.

2. Variasi Media dan Bahan Ajaran

Tiap anak didik memiliki kemampuan indra yang tidak sama baik pendengaran maupun penglihatannya demikian juga kemampuan berbicara.ada yang lebih senang membaca, ada yang lebih mendengarkan, ada yang suka mendengarkan dulu baru membaca dan sebaliknya. Dengan variasi penggunaan media, kelemahan indra yang dimiliki tiap anak didik dapat dikurangi. Untuk menarik perhatian anak didik misalnya, guru dapat memulai berbicara lebih dulu, kemudian menulis dipapan tulis dilanjutkan dengan melihat contoh kongkrit. Dengan varisi seperti itu dapat memberi stimulus terhadap indra anak didik.

4. Keterampilan Membuka Dan Menutup Pelajaran

Keterampilan membuka adalah perbuatan guru untuk menciptakan siap mental dan menimbulkan perhatian anak didik agar terpusat pada yang akan dipelajari. Sedangkan menutup pelajaran adalah mengakhiri kegiatan inti pelajaran-pelajaran.

Tujuan pokok dalam membuka pelajaran adalah untuk menyiapkan mental siswa agar siap memasuki mata pelajaran yang dibahas. . Sedangkan menutup pelajaran biasanya Guru merangkum materi pelajaran atau membuat garis besar dari mata pelajaran yang diajarkan sehingga siswa memperoleh gambaran yang jelas tentang isi pelajaran. Biasa juga Guru mengajukan beberapa pertanyaan tentang isi materi pelajaran atau memberi tugas rumah kepada siswa.

5. Keterampilan Mengelola Kelas

Pengelolaan kelas adalah keterampilan guru menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya bila terjadi gangguan dalam proses interaksi edukatif dengan kata lain kegiatan-kegiatan untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi yang optimal bagi terjadinya proses interaksi edukatif. Yang termasuk kedalam hal ini adalah misalnya penghentian tingkah laku anak didik yang menyelewengkan perhatian kelas, pemberian ganjaran bagi ketepatan waktu penyelesaian tugas anak didik, atau penetapan norma kelompok yang produktif.

6. Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil.

Yang dimaksud dengan diskusi kelompok kecil di sini adalah suatu proses yang teratur yang melibatkan sekelompok individu dalam suatu interaksi tatap muka secara kooperatif untuk tujuan membagi informasi, membuat keputusan, dan memecahkan masalah

Keterampilan membimbing diskusi memilih kelebihan dan keterbatasan antara lain :

Kelebihannya
Kelompok memiliki sumber daya yang lebih banyak daripada individu. Pengetahuan dan pengalaman sekelompok orang yang jelas lebih banyak dari pengetahuan dan pengalaman seseorang.
Anggota kelompok sering diberi masukan dan motivasi dari anggota lain, yang berusaha agar sumbangan pikiran bermanfaat untuk keberprestasian kelompok.
Kelompok dapat mengprestasikan keputusan yang lebih baik
Anggota kelompok memiliki ikatan yang kuat terhadap keputusan yang diambil dengan melalui keterklibatannya dalam diskusi.
Partisipasi dalam diskusi akan meningkatkan saling pengertian antar individu dalam satu kelompok dan dalam kelompok yang lain.
Keterbatasan
Diskusi memakan waktu
Pemborosan waktu
Diskusi dapat menekan pendirian

7. Keterampilan menjelaskan.

Keterampilan menjelaskan adalah penyajian informasi secara lisan yang diorganisasi secara sistematik untuk menunjukkan adanya hubungan yang satu dengan yang lainnya, misalnya antara sebab dan akibat, definisi dan contoh atau dengan sesuatu yang belum diketahui.Penyampaian informasi yang terencana dengan baik dan disajikan dengan urutan yang cocok merupakan ciri utama kegiatan menjelaskan. Pemberian penjelasan merupakan salah satu aspek yang amat penting dari kegiatan guru dalam berinteraksi dengan siswa didalam kelas.

Tujuan memberikan penjelasan antara lain:

Membimbing murid untuk mendapat dan memahami hukum, fakta, definisi dan prinsip secara obyektif.
Melibatkan murid untuk berfikir dengan memecahkan masalah-masalah atau pertanyaan
Untuk mendapat balikan dari murid mengenai tingkat pemahamannya dan untuk mengatasi kesalapahaman mereka.
4. Membimbing murid untuk menghayati dan mendapat proses penalaran dan menggunakan bukti- bukti dalam pemecahan masalah

Sabtu, 24 Desember 2011

Pascal - Program Perkalian Matriks Ordo n x m dengan m x p

Algoritma dan pemrograman

Pascal - Program Perkalian Matriks Ordo n x m dengan m x p

program Kali_Matrix;
uses wincrt;
var
   a,b,c : array [1..50,1..50] of integer;
   i,j,k,n,m,p : integer;
begin
     clrscr;
     writeln('Ukuran matrix A');
     write('Baris : '); readln(n);
     write('Kolom : '); readln(m);
     writeln;
     writeln;
     writeln('Ukuran matrix B');
     writeln('Baris : ',m);
     write('Kolom : '); readln(p);
     writeln;
     for i:=1 to n do
     for j:=1 to m do
     begin
          write('Elemen A[',i,',',j,'] : ');
          readln(a[i,j]);
     end;
     writeln;
     for i:=1 to m do
     for j:=1 to p do
     begin
          write('Elemen B[',i,',',j,'] : ');
          readln(b[i,j]);
     end;
     for i:=1 to n do
     for j:=1 to p do
     for k:=1 to m do
     c[i,j] := c[i,j] + a[i,k]*b[k,j];
     writeln;
     writeln;
     writeln('Hasil dari perkalian Matrix A dengan Matrix B adalah : ');
     Writeln;
     for i:=1 to n do
     begin
          for j:=1 to p do
          write(c[i,j],' ');
     writeln;
     end;
     writeln;
     readln;
end.