Nama : Tya Taradipa
Nim : 06101008026
constructivism adalah suatu pandangan teoritis yang menyatakan bahwa siswa diberi kebebasan untuk mengkonstruk pengetahuan melalui pengalaman sendiri maupun pengalaman kita dengan orang lain.Sedangkan menurut ahli, Constructivism adalah pandangan teoritis yang mengatakan bahwa pelajar lebih mengarah pada mengkonstruk daripada hanya sekedar menyerap pengetahuan dari pengalamannya (Ormrod, 2006).
Berikut perbedaan antara pendidikan tradisional dan pendidikan beraliran constructivism
Pendekatan Tradisional (non-constructivist) | Pendekatan constructivist |
Berfokus pada pengembangan kemampuan dasar dan membentuk pemahaman dengan cara bottom-up | Berfokus pada “big idea” dan pengembangan pemahaman dengan cara top-down |
Kegiatan belajar mengajar menggunakan buku pelajaran dan buku latihan | Kegiatan belajar mengajar menggunakan sumber tambahan |
Siswa diangga sebagai passive recipients dalam menerima informasi dari guru | Siswa dianggap sebagai active knowledge seekers; mereka membuat kesimpulan sendiri dalam memahami informasi yang diberikan oleh guru |
Guru dianggap sebagai ahli yang menyediakan informasi kepada siswa | GuruGuru dianggap sebagai fasilitator dalam kegiatan belajar mengajar |
Jawaban yang benar dibatasi | Tidak ada jawaban;semua hipotesis/pendapat siswa dapat diterima |
Siswa sering bekerja secara individual pada tugas yang dibuat oleh guru | Siswa sering bekerja sama dalam proyek yang didesain oleh mereka sendiri |
Tugas biasanya dikerjakan di luar jam sekolah | Tugas biasanya dilakukan di dalam kegiatan belajar-mengajar, di mana guru memantau kemajuan tugas siswanya |
Contoh : berapa jarak antara pintu gerbang ke ruang pertemuan atau Kelas? ( ukuran : langkah) ? siswa dapat langsung menggunakan kakinya untuk menghitung jaraknya.
Contoh 2 : berapa hasil kali dari 2 x 4 ?
pada kegiatan di atas guru mengajak siswa mengubah penjumlahan berulang ke dalam kalimat perkalian seperti contoh diatas, yaitu satu sapi memiliki 4 kaki ,dua sapi dapat ditulis
2 x 4 dan seterusnya,namun siswa dapat menemukan hasilnya dengan menghitung kaki bukan menghafal,sehingga memudahkan guru dalam mengenalkan dan mengajarkan materi perkalian pada siswa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar